ANTARA TANK DAN KAPAL CEPAT
Terus terang saja, saya bukan seorang pakar militer. Saya hanya seorang awam saja, yang ingin menyumbang sedikit pikiran pada masalah TNI.
TNI sudah memutuskan untuk membeli tank leopard dari Belanda. Syukur tidak jadi, karena Belanda menolak menjualnya kepada TNI. Sekarang TNI mendapat tawaran yang lebih menarik lagi dari Jerman. Dalam hal ini, Jerman tidak saja mau jual leopard, melainkan juga menawarkan alih teknologi untuk perawatan dan pembuatannya.
Saya saja tergiur oleh tawaran Jerman ini, apalagi TNI. Namun begitu saya tetap tidak setuju TNI membeli tank 'bongsor' itu sekarang. Setidaknya, saatnya belum tepat bagi kita untuk memilikinya.
Alasan TNI ingin memiliki leopard karena para tetangga kita sudah mempunyainya, bukanlah alasan yang tepat. Dalam hal ini saya tidak ingin mengadu argumentasi soal teknisnya, sebab saya memang bukan ahlinya.
Dari sudut strategi militer (saya ingatkan juga bahwa saya bukan ahlinya), kalau kita mau mengatasi agresi dari negara tetangga, yang kita perlukan adalah alutsista yang mampu mengatasi persenjataan mereka, bukan yang menyamainya. Misalnya kita beli saja meriam anti-tank atau helikopter anti-tank, dsb.
Sekarang saya mau meninjau masalah ini dari sudut ekonomi. Dari sudut ini, bangsa kita harus menggunakan anggaran seefisien-efisiennya. Bukan seefisien mungkin. Maka, dari segi ini, saya kira akan lebih efisien jikalau penggunaan anggaran TNI tidak hanya bermanfaat bagi TNI saja, melainkan juga bagi rakyat secara keseluruhan.
Dalam kaitan ini, kalaulah TNI membeli tank leopard, tentu saja rakyat juga akan menikmati manfaatnya sewaktu negara kita diserang oleh negara asing. Akan tetapi di masa damai, apa manfaatnya alat perang yang 'menganggur' itu bagi rakyat. Alih-alih bermanfaat, malah rakyat harus mengeluarkan anggaran untuk perawatannya.
Yang lebih bermanfaat bagi rakyat sekarang ini adalah alutsista yang langsung dapat difungsikan untuk membela kepentingan bangsa dan negara ini secara keseluruhan. Lebih efisien lagi bilamana alutsista itu sekaligus pula dapat dimanfaatkan untuk mendukung perekonomian bangsa. Pastilah tank leopard itu tidak memenuhi persyaratan ini.
Kebutuhan pertahanan bangsa kita sekarang ini adalah bagaimana menjaga keutuhan kedaulatan negara. Kita perlu dan harus menjaga perairan nasional kita dari intervensi asing, baik militer maupun non-militer.
Kelemahan TNI dalam membela keutuhan kedaulatan negara terpampang secara terbuka. Lihat saja umpamanya bagaimana selama ini Angkatan Laut dan penjaga laut kita tidak mampu mencegah negara asing menangkap ikan di perairan nasional kita. Ini satu bentuk 'pelecehan' asing terhadap kedaulatan kita. Jelas itu.
Lebih khusus lagi, kelemahan TNI dalam menjaga kedaulatan negara kita berimplikasi ke bidang ekonomi. Berapa besarkah kerugian yang dialami Indonesia dari aksi para nelayan asing itu? Triliunan rupiah setiap tahunnya!
Itu baru dari sudut ekonomi saja; kita belum bicara bagaimana dari sudut pertahanan negara. Kedaulatan kita dipertaruhkan di lautan.
Nah, oleh sebab itu, saya lebih setuju kalau TNI sekarang ini tidak dulu membeli alutsista semacam tank leopard itu. Lebih baik, anggaran TNI yang terbatas itu dimanfaatkan untuk membeli kapal-kapal patroli cepat (entah apapun itu nama dan kelasnya).
Dengan kapal-kapal patroli semacam itu kita akan dapat mencegah intrusi ke dalam wilayah perairan kita. Lebih khusus lagi, kita dapat mencegah dan mengatasi nelayan-nelayan asing yang beroperasi di wilayah kita secara ilegal.
Dengan langkah ini kita akan dapat mencegah terjadinya kerugian negara secara ekonomi di lautan. Dari hasil operasi ini nanti saya yakin kita akan dapat memenuhi kebutuhan alutsista TNI yang lain, termasuk tank-tank yang dibutuhkan negara kita untuk menjaga kedaulatannya di darat.---
Dalam kaitan ini, kalaulah TNI membeli tank leopard, tentu saja rakyat juga akan menikmati manfaatnya sewaktu negara kita diserang oleh negara asing. Akan tetapi di masa damai, apa manfaatnya alat perang yang 'menganggur' itu bagi rakyat. Alih-alih bermanfaat, malah rakyat harus mengeluarkan anggaran untuk perawatannya.
Yang lebih bermanfaat bagi rakyat sekarang ini adalah alutsista yang langsung dapat difungsikan untuk membela kepentingan bangsa dan negara ini secara keseluruhan. Lebih efisien lagi bilamana alutsista itu sekaligus pula dapat dimanfaatkan untuk mendukung perekonomian bangsa. Pastilah tank leopard itu tidak memenuhi persyaratan ini.
Kebutuhan pertahanan bangsa kita sekarang ini adalah bagaimana menjaga keutuhan kedaulatan negara. Kita perlu dan harus menjaga perairan nasional kita dari intervensi asing, baik militer maupun non-militer.
Kelemahan TNI dalam membela keutuhan kedaulatan negara terpampang secara terbuka. Lihat saja umpamanya bagaimana selama ini Angkatan Laut dan penjaga laut kita tidak mampu mencegah negara asing menangkap ikan di perairan nasional kita. Ini satu bentuk 'pelecehan' asing terhadap kedaulatan kita. Jelas itu.
Lebih khusus lagi, kelemahan TNI dalam menjaga kedaulatan negara kita berimplikasi ke bidang ekonomi. Berapa besarkah kerugian yang dialami Indonesia dari aksi para nelayan asing itu? Triliunan rupiah setiap tahunnya!
Itu baru dari sudut ekonomi saja; kita belum bicara bagaimana dari sudut pertahanan negara. Kedaulatan kita dipertaruhkan di lautan.
Nah, oleh sebab itu, saya lebih setuju kalau TNI sekarang ini tidak dulu membeli alutsista semacam tank leopard itu. Lebih baik, anggaran TNI yang terbatas itu dimanfaatkan untuk membeli kapal-kapal patroli cepat (entah apapun itu nama dan kelasnya).
Dengan kapal-kapal patroli semacam itu kita akan dapat mencegah intrusi ke dalam wilayah perairan kita. Lebih khusus lagi, kita dapat mencegah dan mengatasi nelayan-nelayan asing yang beroperasi di wilayah kita secara ilegal.
Dengan langkah ini kita akan dapat mencegah terjadinya kerugian negara secara ekonomi di lautan. Dari hasil operasi ini nanti saya yakin kita akan dapat memenuhi kebutuhan alutsista TNI yang lain, termasuk tank-tank yang dibutuhkan negara kita untuk menjaga kedaulatannya di darat.---
No comments:
Post a Comment