Friday, March 2, 2012

DISANJUNG TINGGI, LALU DIHEMPAS KE BUMI

Begitulah nasib ESEMKA, mobil hasil rakitan anak-anak SMK di Solo. Ketika ESEMKA pertama kali diperkenalkan kepada khalayak luas, hampir semua pihak memuji-muji mobil tersebut. Kalangan eksekutif (kecuali Gubernur Jawa Tengah) dan legislatif ramai-ramai memuji dan bahkan datang ke Solo untuk menyaksikannya. Pada umumnya mereka sepakat untuk menjadikan ESEMKA sebagai proyek mobil nasional. Pihak-pihak tersebut tidak hanya memuji mobil tersebut, tetapi bahkan memesannya.

Semua itu memompa semangat berbagai kalangan masyarakat yang selama ini memang haus akan adanya suatu mobil yang dirancang dan dibuat oleh anak-anak bangsa sendiri. Betapa tidak. Selama ini kita tidak pernah mampu membuat mobil sendiri. Kemampuan industri kita baru terbatas pada merakit dan mengimpor mobil-mobil buatan asing. Konon ada kepentingan asing di balik fakta ini.

Padahal dari sudut penguasaan teknologi, kemampuan bangsa ini tidak perlu diragukan.  Sudah terbukti dan teruji bahwa jangankan mobil, pesawat terbang pun mampu kita buat!

Selama lebih dari dua dekade terakhir, Pemerintah tidak berbicara  tentang proyek mobil nasional. Namun setelah anak-anak SMK memunculkan mobil hasil karya mereka, Pemerintah pun menyatakan bahwa ia sedang mengembangkan sebuah prototipe mobil nasional. Apakah pernyataan ini dikeluarkan karena Pemerintah merasa dipermalukan oleh anak-anak SMK?

Entahlah. Yang jelas kini semangat anak bangsa itu bagaikan dikempeskan seperti balon oleh Pemerintah. Dalam kaitan ini, Pemerintah baru saja menyatakan bahwa ESEMKA tidak lulus uji emisi! 

Saya yakin bahwa hasil uji emisi ini telah dilakukan secara obyektif. Sama sekali tidak ada keraguan saya dalam hal ini. Tetapi lihatlah akibat pengumuman hasil uji emisi itu. Semangat anak-anak SMK dan para pendukungnya itu  bagaikan kertas diguyur air. Lemas.

Dalam hal ini jelas sekali kelihatan bahwa Pemerintah tidak adil dan tidak bijaksana dengan menerapkan standar industri mobil internasional dalam uji emisi tersebut. Seyogianya Pemerintah memaklumi kekurangan-kekurangan yang ada pada mobil ESEMKA. 

Seharusnya Pemerintah menghargai inisiatif dan kreatifitas anak-anak SMK tersebut. Semestinya pada tahap sekarang ini Pemerintah lebih menekankan pada aspek keamanan dari mobil ESEMKA, bukan pada aspek lingkungannya. Barulah kemudian, secara selangkah demi selangkah, setelah memberikan bimbingan, Pemerintah menerapkan standar yang lebih ketat.

Memang, semestinya Pemerintah membiarkan tunas-tunas yang baru tumbuh itu hidup. Bukan mematikannya. Seharusnya Pemerintah memiliki sikap yang membina dan membimbing. 

Namun semua itu telah terjadi. Mulanya disanjung tinggi, lalu dihempas ke bumi. Mudah-mudahan semangat para pionir muda kita tidak mati.----

No comments:

Post a Comment